Hematopoiesis, proses pembentukan sel darah,
postnatal terjadi di red bone marrow (RBM). Pada janin, hematopoiesis berawal
dari mesoderm, hepar, limpa, dan timus, lalu diambil alih oleh RBM di trimester
akhir.
Red bone marrow merupakan jaringan ikat yang
sangat tervaskularisasi yang terletak pada rongga-rongga mikroskopik diantara
traberkula jaringan tulang spons. RBM terutama terdapat pada tulang aksial,
pektoral, dan pelvis, dan pada epifisa proksimal dari humerus dan femur.
Sekitar 0,005-0,1% sel-sel RBM merupakan derivasi dari mesenkim, yang dinamakanpluripotent
stem cells atau hemositoblast. Sel-sel ini memiliki kapasitas
untuk berkembang menjadi banyak tipe sel lain. Pada bayi yang baru lahir,
seluruh bone marrow merupakan RBM yang aktif dalam produksi sel darah. Seiring
dengan pertumbuhan individu, rata-rata produksi sel darah berkurang; RBM pada
rongga medular tulang panjang menjadi tidak aktif dan digantikan oleh yellow
bone marrow (YBM) yang merupakan sel-sel lemak. Pada kondisi-kondisi tertentu,
seperti saat terjadi pendarahan, YBM dapat berubah menjadi RBM dengan ekstensi
RBM kearah YBM, dan repopulasi YBM oleh pluripotent stem cells.
Stem cells pada RBM memperbanyak diri sendiri,
berproliferasi, dan berdiferensiasi menjadi sel yang selanjutnya akan
berkembang menjadi sel darah, makrofag, sel retikular, sel mast, dan adiposit.
Sebagian stem cells juga membentuk osteoblast, chondroblast, dan sel-sel otot.
Sel retikular memproduksi serabut retikular, yang membentuk stroma untuk
menunjang sel-sel RBM. Saat sel darah selesai diproduksi di RBM, sel tersebut
masuk ke sirkulasi darah melalui sinusoid (sinus), kapiler-kapiler
yang membesar dan mengelilingi sel-sel dan serabut RBM. Terkecuali limfosit,
sel-sel darah tidak membelah setelah meninggalkan RBM.
Untuk membentuk sel darah, pluripotent stem cells di
RBM memproduksi 2 jenis stem cells lanjutan, yang memiliki kemampuan untuk
berkembang menjadi beberapa jenis sel. Sel-sel ini dinamakan myeloid stem
cells dan lymphoid stem cells. Sel myeloid memulai perkembangannya di
RBM, dan selanjutnya akan menghasilkan sel-sel darah merah, platelet, monosit,
neutrofil, eosinofil, dan basofil. Sel lymphoid mulai berkembang di RBM dan
mengakhiri perkembangannya di jaringan-jaringan limpatik; sel-sel ini akan
membentuk limfosit.
Saat berlangsung hematopoiesis, beberapa sel myeloid
berdiferensiasi menjadi sel progenitor. Sel myelod yang lain dan sel-sel
lymphoid berkembang langsung menjadi sel prekursor. Sel-sel progenitor tidak
lagi memiliki kemampuan untuk memperbanyak dirinya sendiri, dan sebagai
gantinya membentuk elemen darah yang lebih spesifik.Pada tahap selanjutnya, sel-sel ini dinamakan sel
prekursor, dikenal juga dengan sebutanblast. Melalui beberapa tahap pembelahan,
sel-sel ini berkembang menjadi sel darah yang sebenarnya. Sebagai contoh,
monoblast berkembang menjadi monosit, myeloblast eosinofilik berkembang menjadi
eosinofil, dan seterusnya. Sel prekursor dapat dikenali dan dibedakan gambaran
mikroskopisnya.
Beberapa hormon yang dinamakan faktor
pertumbuhan hematopoietik (hematopoietic growth factors) meregulasi diferensiasi
dan proliferasi dari sel progenitor. Eritropoietin atauEPO meningkatkan
jumlah prekursor sel darah merah. EPO diproduksi oleh sel-sel ginjal yang
terletak diantara tubulus-tubulus ginjal (sel intersisial peritubular). Dalam
keadaan gagal ginjal, pelepasan EPO melambat dan produksi sel darah merah
menjadi tidak adekuat.Trombopoietin atau TPO merupakan hormon
yang diproduksi oleh hati yang menstimulasi pembentukan platelet (trombosit)
dari megakariosit. Beberapa sitokin yang berbeda meregulasi perkembangan
berbagai jenis sel darah. Sitokin merupakan glikoprotein kecil yang
diproduksi oleh sel, seperti sel RBM, leukosit, makrofag, fibroblast, dan sel
endotel. Sitokin umumnya bekerja sebagai hormon lokal (autokrin atau parakrin),
yang menstimulasi proliferasi sel-sel progenitor di RBM dan meregulasi
aktivitas sel yang berperan dalam pertahanan nonspesifik (seperti fagosit) dan
respon imun (seperti sel B dan sel T). Dua keluarga penting sitokin yang
menstimulasi pembentukan sel darah putih adalah colony-stimulating factors
(CSFs) dan interleukin.
0 komentar:
Posting Komentar