Tampilkan postingan dengan label Mikrobiology. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mikrobiology. Tampilkan semua postingan

Minggu, 08 Juli 2012

Infeksi Streptococcus

Infeksi Streptococcus adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Streptococcus.

PENYEBAB
Bakteri gram positif streptokokus.

Bakteri streptokokus penyebab penyakit pada manusia dikelompokkan menjadi 4 grup:
  1. Streptokokus grup A : paling mematikan meskipun manusia adalah tuan rumah alaminya.Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi tenggorokan, tonsilitis (infeksi amandel), infeksi kulit, septikemia (infeksi dalam darah), demam Scarlet, pneumonia, demam rematik, korea Sydenham (kelainan saraf yang ditandai oleh kekakuan otot/St. Vitu's dance) dan peradangan ginjal (glomerulonefritis).
  2. Streptokokus grup B : lebih sering menyebabkan infeksi yang berbahaya pada bayi baru lahir (sepsis neonatorum), infeksi pada sendi (artritis septik) dan pada jantung (endokarditis).
  3. Streptokokus grup C dan G : sering terdapat pada binatang, tetapi bisa juga hidup di dalam tubuh manusia, yaitu di tenggorokan, usus, vagina dan kulit. Streptokokus ini bisa menyebabkan infeksi yang berat seperti infeksi tenggorokan, pneumonia, infeksi kulit, sepsis post-partum (setelah melahirkan) dan sepsis neonatorum, endokarditis dan artritis septik. Setelah terinfeksi oleh bakteri ini bisa juga terjadi peradangan ginjal.
  4. Streptokokus grup D dan enterokokus : dalam keadaan normal hidup di saluran pencernaan bagian bawah, vagina dan kulit. Bakteri ini juga dapat menyebabkan infeksi pada luka dan katup jantung, kandung kemih, perut dan darah.


GEJALA
Infeksi streptokokus yang paling sering ditemukan adalah infeksi tenggorokan (Strep throat). Gejalanya muncul secara tiba-tiba, seperti nyeri tenggorokan, merasa tidak enak badan, demam, menggigil, nyeri kepala, mual, muntah dan denyut jantung yang meningkat. Tenggorokan tampak merah, amandel membengkak dan kelenjar getah bening di leher membesar. Anak-anak bisa mengalami kejang. Sedangkan pada anak berusia kurang dari 4 tahun, gejalanya hanya berupa hidung meler. Batuk, laringitis (peradangan laring) dan hidung tersumbat tidak biasa ditemukan pada infeksi streptokokus, gejala-gejala ini lebih mengarah kepada sebab lain seperti pilek atau alergi.

Demam Scarlet yang disebabkan toksin/racun bisa menimbulkan ruam kemerahan yang meluas. Ruam tampak jelas di daerah perut, dada dan lipatan kulit. Gejala lain berupa daerah pucat di sekitar mulut, muka kemerahan, lidah kemerahan dan garis-garis merah gelap di lipatan kulit. Setelah demam reda, lapisan luar dari kulit yang memerah sering mengelupas.

Streptokokus juga menyebabkan beberapa jenis infeksi kulit yang jarang menimbulkan abses. Infeksinya cenderung menyebar ke lapisan dalam di bawah kulit, menyebabkan selulitis dan kadang-kadang erupsi kulit kemerahan yang disebut erisipelas (St. Anthony's fire). Streptokokus, dengan atau tanpa stafilokokus, juga bisa menyebar melalui lapisan atas kulit menimbulkan impetigo (erupsi krusta berkeropeng). Jenis streptokokus tertentu bisa dengan cepat menyebabkan infeksi yang luas dan bersifat destruktif pada kulit (fasitis nekrotisasi).

DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala-gejalanya dan diperkuat oleh hasil biakan dari area yang terinfeksi. Setelah 24 jam, biakan akan menunjukkan koloni bakteri yang khas.

Untuk mendiagnosis infeksi tenggorokan, biakan diambil dengan menggoreskan kain steril di bagian belakang tenggorokan. Lalu dimasukkan ke dalam cawan petri dan dibiarkan semalam.

PENGOBATAN

Penderita Strep throat dan demam Scarlet akan pulih tanpa pengobatan dalam waktu 2 minggu. Antibiotik dapat memperpendek lamanya gejala pada anak-anak dan mencegah komplikasi yang serius seperti demam rematik. Antibiotik juga membantu mencegah penyebaran infeksi ke telinga tengah, sinus dan tulang mastoid. Biasanya penisilin V per-oral harus segera diberikan pada saat gejala-gejala penyakit ini timbul.

Infeksi streptokokus lainnya seperi selulitis, fasitis nekrotisasi dan endokarditis, sangat serius dan memerlukan terapi penisilin intravena, kadang-kadang dikombinasi dengan antibiotik lainnya. Streptokokus grup A biasanya bisa diatasi dengan penisilin. Beberapa streptokokus grup D dan terutama enterokokus, resisten terhadap penisilin dan kebanyakan antibiotik; tidak ada pengobatan antibiotik andalan untuk enterokokus.

Gejala-gejala seperti demam, nyeri kepala dan nyeri tenggorokan dapat diobati dengan obat pereda nyeri (analgetik) dan penurun panas (antipiretik) seperti asetaminofen.

Infeksi Staphyloccus

Infeksi Stafilokokus adalah infeksi-infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif Staphyloccus.

PENYEBAB
Bakteri stafilokokus gram positif dalam keadaan normal ditemukan di hidung dan kulit pada 20-30% orang dewasa. Bisa juga ditemukan di mulut, kelenjar susu, saluran kemih dan kelamin, saluran pencernaan dan saluran pernafasan bagian atas. Stafilokokus kebanyakan tidak berbahaya, tetapi luka di kulit atau luka lainnya bisa menyebabkan bakteri menyusup ke dalam pertahanan tubuh manusia dan menyebabkan infeksi.

Orang-orang yang cenderung mengalami infeksi stafilokokus adalah : Orang-orang yang cenderung mengalami infeksi stafilokokus adalah :
- bayi baru lahir
- ibu menyusui
- penderita penyakit kronis (terutama penyakit paru-paru, diabetes dan kanker)
- penderita kelainan kulit dan luka bedah
- penderita yang mendapat terapi kortikosteroid, radiasi, obat-obat imunosupresan atau obat anti-kanker.

GEJALA
Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi infeksi. Infeksinya mungkin ringan atau bahkan bisa berakibat fatal. Biasanya infeksi stafilokokus menyebabkan terbentuknya suatu kantung berisi nanah, yaitu abses dan bisul (furunkel & karbunkel). Stafilokokus dapat menyebar melalui pembuluh darah dan menyebabkan abses pada organ dalam (seperti paru-paru), tulang (osteomielitis) dan lapisan dalam dari jantung dan katupnya (endokarditis).

Stafilokokus cenderung menginfeksi kulit. Absesnya pada kulit berupa kantung berisi nanah yang terasa hangat dibawah permukaan kulit. Abses biasanya pecah dan nanah akan mengalir di atas kulit, yang apabila tidak dibersihkan akan mengakibatkan infeksi lebih lanjut.

Stafilokokus juga dapat menyebabkan selulitis (suatu infeksi dibawah kulit). Biasanya bisul juga terjadi karena stafilokokus. 2 macam infeksi stafilokokus kulit yang cukup serius adalah Nekrolitik epidermal toksik dan Sindroma kulit terbakar (Scalded skin syndrome), yang bisa menimbulkan pengelupasan kulit yang meluas.

Bayi baru lahir biasanya mengalami infeksi kulit stafilokokus dalam waktu 6 minggu setelah lahir. Gejala yang paling sering ditemukan adalah kulit seperti melepuh yang berisi nanah di daerah lipatan lengan, kelamin dan lipatan leher. Infeksi stafilokokus yang lebih berat bisa menyebabkan banyak abses, pengelupasan kulit yang luas, infeksi darah, infeksi selaput otak dan medula spinalis (meningitis) serta pneumonia.

Ibu menyusui bisa mengalami infeksi payudara oleh stafilokokus (mastitis) dan abses dalam waktu 1-4 minggu setelah melahirkan. Beberapa diantaranya sering merupakan infeksi dari bayi yang ditularkan kepada ibunya pada saat menyusui.

Infeksi yang paling berat adalah pneumonia, yang merupakan resiko bagi penderita penyakit paru menahun (seperti bronkitis kronis dan emfisema) dan influenza. Sering menyebabkan demam tinggi dan gejala-gejala paru-paru yang berat seperti sesak nafas, pernafasan cepat dan batuk produktif yang dahaknya mungkin saja berdarah. Pada bayi baru lahir dan kadang-kadang pada dewasa juga, peumonia stafilokokus bisa menyebabkan abses paru dan infeksi pleura (lapisan disekeliling paru-paru). Infeksinya disebut empiema torak, yang memperburuk gangguan pernafasan.

Meskipun suatu infeksi stafilokokus dalam darah (bakteremia stafilokokus) sering terjadi akibat infeksi di tempat lain, tapi biasanya timbul akibat pengggunaan alat intravena seperti kateter. Bakteremia stafilokokus sering menjadi penyebab kematian pada penderita luka bakar berat. Ciri yang khas adalah pada bakteremia adalah panas yang timbul bersifat menetap dan kadang-kadang terjadi syok.

Adanya stafilokokus dalam aliran darah bisa menyebabkan infeksi di lapisan dalam dari jantung dan katupnya (endokarditis), terutama pada pengguna obat suntik. Infeksi dengan segera menyebabkan kerusakan katup, sehingga terjadi gagal jantung dan kematian.

Infeksi tulang (osteomielitis) terutama menyerang anak-anak, walaupun juga menyerang orang yang lebih dewasa, terutama mereka yang menderita ulkus kulit yang dalam (luka baring, bedsore). Gejalanya berupa demam, menggigil dan nyeri tulang. Bengkak dan kemerahan akan tampak di atas tulang yang terkena dan dalam sendi di sekitar daerah yang terinfeksi akan terbentuk cairan. Kadang pemeriksaan radiasi dan pemeriksaan radiologis lainnya dapat menunjukkan daerah yang terkena infeksi, tapi secara umum tidak membantu dalam menegakkan diagnosis awal.

Suatu infeksi usus dari stafilokokus sering menyebabkan demam, kembung dan distensi abdomen, gerakan kontraktil normal dari usus terhenti sementara (ileus) serta diare. Sering terjadi pada pasen yang dirawat di rumah sakit, terutama setelah menjalani operasi atau pengobatan antibiotik.

Pembedahan meningkatkan resiko infeksi stafilokokus yang bisa mengarah ke terbentuknya abses pada luka jahitan atau menyebabkan kerusakan pada luka sayatan. Beberapa infeksi timbul beberapa hari sampai beberapa minggu setelah pembedahan tetapi bisa timbul lebih lambat pada orang yang mendapat terapi antibiotik setelah pembedahan. Infeksi ini bisa memburuk dan berlanjut menjadi sindroma syok toksik.

PENGOBATAN

Untuk kebanyakan infeksi kulit, cukup diberikan antibiotik oral seperti kloksasilin, dikloksasilin dan eritromisin. Untuk infeksi yang lebih berat, terutama infeksi darah, diperlukan antibiotik intravena, bahkan sampai selama 6 minggu.

Pemilihan antibiotik tergantung dari daerah yang terkena infeksi, berat-ringannya gejala dan antibiotik mana yang efektif membunuh bakteri tertentu. Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin, juga resisten terhadap hampir semua antibiotik yang biasa digunakan dan memerlukan perhatian khusus karena bakteri ini banyak ditemukan di kota besar dan rumah sakit. Antibiotik yang efektif adalah vankomisin dan trimetoprim-sulfametoksazol. Vankomisin akan membunuh bakterinya, sedangkan Untuk kebanyakan infeksi kulit, cukup diberikan antibiotik oral seperti kloksasilin, dikloksasilin dan eritromisin.Untuk infeksi yang lebih berat, terutama infeksi darah, diperlukan antibiotik intravena, bahkan sampai selama 6 minggu.

Pemilihan antibiotik tergantung dari daerah yang terkena infeksi, berat-ringannya gejala dan antibiotik mana yang efektif membunuh bakteri tertentu. Staphylococcus aureus yang resisten terhadap metisilin, juga resisten terhadap hampir semua antibiotik yang biasa digunakan dan memerlukan perhatian khusus karena bakteri ini banyak ditemukan di kota besar dan rumah sakit. Antibiotik yang efektif adalah vankomisin dan trimetoprim-sulfametoksazol mencegah kemampuan bakteri untuk berkembang biak.

Suatu abses yang timbul harus didrainase (dikeluarkan isinya, dikeringkan). Drainase pada kulit relatif sederhana, yaitu dengan membuat sayatan kecil kemudian menekannya sehingga cairannya keluar. Sedangkan untuk abses yang lebih dalam mungkin perlu dilakukan pembedahan.

Tetanus

Tetanus (lockjaw) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh racun yang dihasilkan oleh bakteri Clostridium tetani. Disebut juga lockjaw karena terjadi kejang pada otot rahang.Te tanus banyak ditemukan di negara-negara berkembang.

PENYEBAB

Bakteri an-aerob Clostridium tetani.
Spora dari Clostridium tetani dapat hidup selama bertahun-tahun di dalam tanah dan kotoran hewan. Jika bakteri tetanus masuk ke dalam tubuh manusia, bisa terjadi infeksi baik pada luka yang dalam maupun luka yang dangkal. Setelah proses persalinan, bisa terjadi infeksi pada rahim ibu dan pusar bayi yang baru lahir (tetanus neonatorum). Yang menyebabkan timbulnya gejala-gejala infeksi adalah racun yang dihasilkan oleh bakteri, bukan bakterinya.

GEJALA
Gejala-gejala biasanya muncul dalam waktu 5-10 hari setelah terinfeksi, tetapi bisa juga timbul dalam waktu 2 hari atau 50 hari setelah terinfeksi. Gejala yang paling sering ditemukan adalah kekakuan rahang. Gejala lainnya berupa gelisah, gangguan menelan, sakit kepala, demam, nyeri tenggorokan, menggigil, kejang otot dan kaku kuduk, lengan serta tungkai.

Penderita bisa mengalami kesulitan dalam membuka rahangnya (trismus). Kejang pada otot-otot wajah menyebabkan ekspresi penderita seperti menyeringai dengan kedua alis yang terangkat. Kekakuan atau kejang otot-otot perut, leher dan punggung bisa menyebabkan kepala dan tumit penderita tertarik ke belakang sedangkan badannya melengkung ke depan. Kejang pada otot sfingter perut bagian bawah bisa menyebabkan sembelit dan tertahannya air kemih.

Gangguan-gangguan yang ringan, seperti suara berisik, aliran angin atau goncangan, bisa memicu kekejangan otot yang disertai nyeri dan keringat yang berlebihan. Selama kejang seluruh tubuh terjadi, penderita tidak dapat berbicara karena otot dadanya kaku atau terjadi kejang tenggorokan. Hal tersebut juga menyebabkan gangguan pernafasan sehingga terjadi kekurangan oksigen. Biasanya tidak terjadi demam. Laju pernafaan dan denyut jantung serta refleks-refleks biasanya meningkat.

Tetanus juga bisa terbatas pada sekelompok otot di sekitar luka. Kejang di sekitar luka ini bisa menetap selama beberapa minggu.

DIAGNOSA
Diduga suatu tetanus jika terjadi kekakuan otot atau kejang pada seseorang yang memiliki luka. Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan pembiakan bakteri dari apusan luka.

PENGOBATAN
Untuk menetralisir racun, diberikan immunoglobulin tetanus. Antibiotik tetrasiklintetrasiklin dan penisilin diberikan untuk mencegah pembentukan racun lebih lanjut. Obat lainnya bisa diberikan untuk menenangkan penderita, mengendalikan kejang dan mengendurkan otot-otot.Penderita biasanya dirawat di rumah sakit dan ditempatkan dalam ruangan yang tenang. Untuk infeksi menengah sampai berat, mungkin perlu dipasang ventilator untuk membantu pernafasan. Makanan diberikan melalui infus atau selang nasogastrik. Untuk membuang kotoran, dipasang kateter. Penderita sebaiknya berbaring bergantian miring ke kiri atau ke kanan dan dipaksa untuk batuk guna mencegah terjadinya pneumonia.

Untuk mengurangi nyeri diberikan kodein. Obat lainnya bisa diberikan untuk mengendalikan tekanan darah dan denyut jantung. Setelah sembuh, harus diberikan vaksinasi lengkap karena infeksi tetanus tidak memberikan kekebalan terhadap infeksi berikutnya.


PROGNOSIS

Tetanus memiliki angka kematian sampai 50%. Kematian biaanya terjadi pada penderita yang sangat muda, sangat tua dan pemakai obat suntik. Jika gejalanya memburuk dengan segera atau jika pengobatan tertunda, maka prognosisnya buruk.

PENCEGAHAN
Mencegah tetanus melalui vaksinasi adalah jauh lebih baik daripada mengobatinya. Pada anak-anak, vaksin tetanus diberikan sebagai bagian dari vaksin DPT (difteri, pertusis, tetanus). Dewasa sebaiknya menerima booster Pada seseorang yang memiliki luka, jika:
  1. Telah menerima booster tetanus dalam waktu 5 tahun terakhir, tidak perlu menjalani vaksinasi lebih lanjut
  2. Belum pernah menerima booster dalam waktu 5 tahun terakhir, segera diberikan vaksinasi
  3. Belum pernah menjalani vaksinasi atau vaksinasinya tidak lengkap, diberikan suntikan immunoglobulin tetanus dan suntikan pertama dari vaksinasi 3 bulanan.
Setiap luka (terutama luka tusukan yang dalam) harus dibersihkan secara seksama karena kotoran dan jaringan mati akan mempermudah pertumbuhan bakteri Clostridium tetani. 

Jumat, 08 Juni 2012

Pengecatan Gram dan Pengecatan BTA





1. Pengecatan Gram

Pengertian : adalah tata cara laboratorium untuk mengindentifikasi kuman melalui pengecatan Gram. 

Tujuan : Diagnosis

Sampel : Swab, pus, urine, darah faeces, liquor, pleura, ascites, sputum, dll ciran darah.

Alat :
- Lampu spiritus
- Pipet Pasteur
- Obyek Glass
- Jembatan pengecatan
- Mikroskop

Reagen :
1. Larutan Gram A (Carbol Gentian Violet) :
a. Gentian Violet 1 gr
b. Alkohol 96% 10 ml
c. Phenol Kristal 1 gr
d. Aquadest 90 ml

2. Larutan Gram B (lugol)
a. Yodium 1 gr
b. Kalium Yodida 2 gr
c. Aquadest 300 ml

3. Larutan gram C (Alkohol 96%)

4. Larutan Gram D ( Solution fuchsin 1%)
a. Basic Fuchsin 1 gr
b. Aquadest 100 ml

Cara kerja :
a. Mempersiapkan alat-alat yang akan diperlukan
b. Mempersiakan reagensia yang diperlukan
c. Membuat preparat / sediaaan
d. Mengeringkan dan memfiksasi preparat diatas nyla api spiritus
e. Melakukan pengecatan :
  1. Meletakan preparat diatas jembatan pengecatan
  2. Menuanggi preparat dengan larutan Gram A selama 4 menit
  3. Mencuci preparat dengan air mengalir sebentar lalu menuangginya dengan larutan Gram b selama 1 menit
  4. Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan larutan Gram C goyang-goyang
  5. Mencuci preparat deangan air mengalir sebentar lalu menuanginya dengan larutan Gram D selama 5 menit
  6. Mencuci preparat deangan air mengalir lalu membiarkan mongering di udara ( kering angin)
  7. Mengamati preparat dibawah mikroskop dengan perbesaran kuat untuk mencari adanya bakteri gram ( + ) dan Gram ( - ).


2. Pengecatan BTA
Pengertian : Cara mengidentifikasi Bakteri Tahan Asam melalui pengecatan menurut Ziehl Nielsen
Tujuan : Diagnosis
Sampel : sputum, lesi, Swab, pus, urine, darah, faeces, liquor, pleura, ascites
Alat :
- Spirtus
- Obyek glass
- Jembatan pengecatan
- Ose dan mikroskop
- Pipet pasteur

Reagen :
1. Carbol fuchsin :
- Basic fuchsin 3,0 gr
- Etanol/methanol 100 ml
- Kristal phenol 45 gr
- Aquadest 900 ml

2. larutan dekolorisasi :
- HCl pekat 30 ml
- Etanol 970 ml

3. pewarna kontras :
- Methylen blue khlorida 30 ml
- Air suling/aquadest 1000 ml

Cara kerja :
  1. Mempersiapkan alat-alatnyang di perlukan
  2. Mempersiapkan reagensia
  3. Membuat preparat/sediaan dari bagian spesimen yang purulen/berdarah, menghapus spesimen pada bagian tengah obyek glass ukuran 2 x 3 cm, menulis nomor urut sesuai register Lab TB 04 di sebelah pinggir obyek glass
  4. Membakar ose sampai membara setelah setiap mengerjakan 1 spesimen
  5. Mengeringkan dan memfiksasi preparat di atas nyala api lampu spirtus


Melakukan pengecatan :
  1. Meletakkan preparat diatas jembatan pengecatan
  2. Menuangi preparat dengan carbol fuchsin
  3. Memanaskan dari bawah setiap sediaan dengan lampu spirtus sampai keluar uap, api harus selalu di gerakkan, dihentikan bila sudah timbul uap
  4. Mendinginkan selama 5 menit atau lebih, jangan sampai pewarna kering
  5. Mencuci dengan air mengalir, memiringkan setiap sediaan untuk mengalirkn air yang berlebih
  6. Mencuci sediaan dengan decolorasi sampai tidak ada pewarna carbol fuchsin, maksimal 3 menit
  7. Mencuci dengan air mengalir
  8. Menggenangi tiap sediaan dengan pewarna kontras 30 menit
  9. Mencuci lagi setiap sediaan dengan air mengalir, memiringkan sediaan untuk mengurangi air yang berlebih, mengeringkan di udara terbuka
  10. Mengamati preparat di bawah mikroskop dengan pembesaran kuat (100x) untuk mencari adanya bakteri tahan asam (BTA)

Helicobacter Pylori


Definisi Helicobacter Pylori

Helicobacter pylori (H. pylori) adalah suatu bakteri yang menyebabkan peradangan lapisan lambung yang kronis (gastritis) pada manusia. Bakteri ini juga adalah penyebab yang paling umum dari borok-borok (ulcers) diseluruh dunia. Infeksi H. pylori kemungkinan besar didapat dengan memakan makanan dan air yang tercemar (terkontaminasi) dan melalui kontak orang ke orang. Di Amerika, 30% dari populasi orang dewasa terinfeksi. 50% dari orang-orang yang terinfeksi adalah terinfeksi pada umur 60 tahun. Infeksi lebih umum pada kondisi-kondisi hidup yang penuh sesak dengan sanitasi yang jelek. Pada negara-negara dengan sanitasi yang jelek, 90% dari populasi dewasa dapat terinfeksi. Individu-individu yang terinfeksi biasanya membawa infeksi terus menerus (tak terbatas) hingga mereka dirawat dengan obat-obat untuk membasmi bakteri. Satu dari setiap tujuh pasien dengan infeksi H. pylori akan mengembangkan borok-borok duodenum (usus dua belas jari) atau lambung. H. pylori juga berhubungan dengan kanker perut dan suatu tipe yang jarang dari tumor lymphocytic dari perut yang disebut MALT lymphoma.
Mendiagnosis Infeksi Helicobacter Pylori

Tes-tes yang akurat dan mudah untuk mendeteksi infeksi H. pylori tersedia. Mereka termasuk tes-tes darah antibodi, tes-tes napas urea, tes-tes antigen tinja , dan biopsi-biopsi endoskopi.
Tes-tes darah untuk kehadiran antibodi-antibodi dari H. pylori dapat dilaksanakan secara mudah dan cepat. Bagaimanapun, antibodi-antibodi darah dapat bertahan bertahun-tahun setelah pembasmian H. pylori dengan antibiotik-antibiotik. Oleh karenanya, tes-tes antibodi darah mungkin baik untuk mendiagnosis infeksi, namun mereka tidak baik untuk menentukan apakah antibiotik-antibiotik telah membasmi secara sukses bakteri-bakterinya.

Tes napas urea [urea breath test (UBT)] adalah suatu tes yang aman, mudah dan akurat untuk kehadiran dari H. pylori didalam perut/lambung. Tes napas bersandar pada kemampuan dari H. pylori mengurai kimia yang terjadi secara alami, urea, kedalam karbondioksida yang diserap dari perut dan dieliminasi dari tubuh dalam napas. Sepuluh sampai 20 menit setelah menelan sebuah kapsul yang mengandung suatu jumlah yang sangat kecil dari urea yang beradioaktif, suatu contoh napas diambil dan dianalisa untuk karbondioksida yang beradioaktif. Kehadiran dari karbondioksida yang beradioaktif dalam napas (sebuah tes yang positif) berarti bahwa ada infeksi yang aktif. Tes menjadi negatif (tidak ada karbondioksida beradioaktif dalam napas) tidak lama sesudah pembasmian bakteri dari perut dengan antibiotik-antibiotik. Meskipun faktanya bahwa individu-individu yang mempunyai tes napas terpapar pada suatu jumlah yang kecil dari radioaktif, tes napas telah dimodifikasi sehingga ia juga dapat dilaksanakan dengan urea yang tidak beradioaktif.
Endoskopi adalah suatu tes yang akurat untuk mendiagnosis H. pylori begitu juga peradangan dan borok-borok yang disebabkan olehnya. Untuk endoskopi, dokter memasukkan suatu tabung peneropong yang lentur (endoscope) melalui mulut turun ke kerongkongan (esophagus), dan kedalam lambung dan duodenum. Sewaktu endoskopi contoh-contoh jaringan yang kecil (biopsies) dari lapisan lambung dapat diangkat/diambil. Sebuah contoh biopsi diletakkan diatas sebuah kaca mikroskop khusus yang mengandung urea (contoh, CLO test slides). Jika ureanya diurai oleh H. pylori didalam biopsi, ada suatu perubahan warna sekeliling biopsi pada kaca mikroskop. Ini berarti ada suatu infeksi dengan H. pylori didalam perut/lambung.

Tes yang paling akhir dikembangkan untuk H. pylori adalah suatu tes dimana kehadiran bakteri dapat didiagnosis dengan sebuah contoh dari feces/tinja. Tes menggunakan suatu antibodi dari H. pylori untuk memastikan jika H. pylori hadir dalam feces/tinja. Jika ya, itu berarti H. pylori menginfeksi perut. Seperti tes napas urea, sebagai tambahan pada diagnosis infeksi dengan H. pylori, feces dapat digunakan untuk menentukan apakah pembasmian telah efektif tidak lama kemudian setelah perawatan.
Tujuan Merawat H. pylori

Infeksi kronis dengan H. pylori melemahkan pertahanan-pertahanan alami dari lapisan perut terhadap aksi/tindakan dari asam yang mebuat borok. Obat-obat yang menetralkan asam lambung (antacids), dan obat-obat yang mengurangi pengeluaran asam didalam lambung (H2-blockers dan proton pump inhibitors atau PPIs) telah digunakan secara efektif bertahun-tahun untuk merawat borok-borok. H2-blockers, termasuk ranitidine (Zantac), famotidine (Pepcid), cimetidine (Tagamet), dan nizatidine (Axid). PPIs termasuk omeprazole (Prilosec), lansoprazole (Prevacid), rabeprazole (Aciphex), pantoprazole (Protonix), dan esomeprazole (Nexium). Antacids, H2-blockers dan PPIs, bagaimanapun, tidak membasmi H. pylori dari perut, dan borok-borok (ulcers) seringkali segera kembali setelah obat-obat ini dihentikan. Karenanya, antacids, H2-blockers atau PPIs harus diminum setip hari untuk bertahun-tahun untuk mencegah kekambuhan dari borok-borok dan komplikasi-komplikasi dari borok-borok seperti perdarahan, perforasi/pelubangan, dan gangguan perut. Pembasmian dari H. pylori mencegah kembalinya borok-borok dan komplikasi-komplikasi borok bahkan setelah obat-obat dihentikan. Pembasmian dari H. pylori juga adalah penting dalam merawat kondisi yang jarang yang dikenal sebagai MALT lymphoma dari perut. Perawatan dari H. pylori untuk mencegah kanker perut adalah kontroversial dan didiskusikan kemudian.
Merawat H. pylori H. pylori adalah sulit untuk dibasmi dari perut karena ia mampu mengembangkan perlawanan terhadap antibiotik-antibiotik yang biasa digunakan. Oleh karenanya, dua atau tiga antibiotik-antibiotik biasanya diberikan bersama dengan suatu campuran yang mengandung PPI dan/atau bismuth untuk membasmi bakteri. Bismuth dan PPIs mempunyai efek-efek anti H. pylori. Contoh-contoh dari kombinasi-kombinasi obat-obat yang efektif adalah:

Suatu PPI, amoxicillin (Amoxil) dan clarithromycin (Biaxin) Suatu PPI, metronidazole (Flagyl), tetracycline dan bismuth subsalicylate Kombinasi-kombinasi dari obat-obat ini dapat diharapkan menyembuhkan 70%-90% dari infeksi-infeksi. Bagaimanapun, studi-studi telah menunjukkan bahwa perlawanan dari H. pylori (kegagalan dari antibiotik-antibiotik untuk membasmi bakteri-bakteri) pada clarithromycin adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada clarithromycin atau antibiotik-antibiotik macrolide lainnya yang secara kimia serupa (seperti erythromycin). Dengan cara yang ama, perlawanan H. pylori pada metronidazole adalah umum diantara pasien-pasien yang mempunyai paparan sebelumnya pada metronidazole. Pada pasien-pasien ini, dokter-dokter harus mencari konbinasi-kombinasi lain dari antibiotik-antibiotik untuk merawat H. pylori. Perlawanan (resistensi) terhadap antibiotik adalah penyebab yang lain mengapa antibiotik-antibiotik harus digunakan secara hati-hati dan bijaksana untuk sebab-sebab yang benar, dan penggunaan antibiotik-antibiotik yang sembarangan untuk sebab-sebab yang tidak pantas harus tidak dilakukan.

Beberapa dokter mungkin ingin memastikan pembasmian dari H. pylori setelah perawatan dengan suatu tes napas urea atau suatu tes feces, terutama jika telah ada komplikasi-komplikasi serius dari infeksi seperti perforasi/pelubangan atau perdarahan didalam lambung atau duodenum. Biops-biopsi endoskopi untuk memastikan pembasmian bakteri adalah tidak perlu, dan tes-tes darah adalah tidak baik untuk memastikan pembasmian karena akan memakan waktu berbulan-bulan untuk antibodi-antibodi dari H. pylori untuk berkurang. Tes-tes terbaik untuk memastikan pembasmian adalah tes-tes napas dan feces yang telah dibahas sebelumnya. Pasien-pasien yang telah gagal untuk membasmi H. pylori dengan perawatan dirawat kembali, seringkali dengan suatu kombinasi berbeda dari obat-obatan.
Siapa Yang Harus Menerima Perawatan ?

Ada suatu konsensus umum diantara dokter-dokter bahwa pasien-pasien harus dirawat jika mereka terinfeksi dengan H. pylori dan mempunyai borok-borok (ulcers). Tujuan dari perawatan adalah untuk membasmi bakteri, menyembuhkan borok-borok, dan mencegah kembalinya borok-borok. Pasien-pasien dengan MALT lymphoma dari perut juga harus dirawat. MALT lymphoma adalah jarang, namun tumor seringkali mundur dengan cepat atas pembasmian yang sukses dari H. pylori.
Pada saat ini tidak ada rekomendasi yang formal untuk merawat pasien-pasien yang terinfeksi H. pylori tanpa penyakit borok atau MALT lymphoma. Karena kombinasi-kombinasi antibiotik dapat mempunyai efek-efek sampingan dan kanker-kanker perut adalah jarang di Amerika, dirasakan bahwa risiko-risiko perawatan untuk membasmi H. pylori pada pasien-pasien tanpa gejala-gejala atau borok-borok mungkin tidak membenarkan manfaat-manfaat yang tidak terbukti dari perawatan untuk tujuan pencegahan kanker perut. Pada sisi lain, infeksi H pylori diketahui menyebabkan atrophic gastritis (peradangan kronis dari perut yang menjurus pada berhentinya pertumbuhan lapisan dalam perut). Beberapa dokter-dokter percaya bahwa atrophic gastritis dapat menjurus pada perubahan-perubahan sel (intestinal metaplasia) yang dapat menjadi pelopor dari kanker perut. Studi-studi telah menunjukkan bahwa pembasmian H.pylori dapat membalikkan atrophic gastritis. Jadi, beberapa dokter-dokter merekomendasikan perawatan dari pasien-pasien yang bebas borok dan gejala yang terinfeksi H. pylori.

Banyak dokter-dokter percaya bahwa dyspepsia mungkin berhubungan dengan infeksi H. pylori. Meskipun masih belum jelas apakah H. pylori menyebabkan dyspepsia, banyak dokter-dokter akan memeriksa pasien-pasien dengan infeksi H. pylori dan merawat mereka jika infeksi hadir.

Ilmuwan-ilmuwan yang sedang mempelajari genetik-genetik dari H. pylori telah menemukan tipe-tipe (strain) berbeda dari bakteri-bakteri. Beberapa tipe-tipe dari H. pylori tampaknya lebih mudah menyebabkan borok-borok dan kanker perut. Penelitian lebih lanjut pada area ini mungkin membantu dokter-dokter untuk memilih secara cerdas pasien-pasien yang memerlukan perawatan. Vaksinasi terhadap H. pylori tampaknya tidak tersedia dalam waktu yang dekat.