TINJAUAN PUSTAKA
A. Anemia GiziAnemia
gizi lebih sering dijumpai dalam kehamilan karena pada masa ini terjadi
peningkatan kebutuhan zat-zat makanan untuk mendukung
perubahan-perubahan fisiologis selama hamil.
1. Pengertian
Menurut
Beck (1995:196) mengatakan anemia gizi adalah keadaan dimana kadar
hemoglobin dalam darah lebih rendah dari normal, akibat kekurangan satu
macam atau lebih zat-zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan darah
(misalnya: zat besi, asam folat, vitamin B12) tanpa memandang kekurangan
tersebut. Sarwono Prawirohardjo (2002:281) mengemukakan anemia dalam
kehamilan ialah kondisi ibu dengan kadar hemoglobin di bawah 11 gram%
pada trimester 1 dan 3 atau kadar 11 gr%
Sumber : Kuliah Gizi Kesehatan Masvarakat (STIKes. Respati Tasikmalaya)
2. Gejala
Tanda dan gejala yang terjadi akibat anemia menurut Sarwono Prawirohardjo (2002:282) adalah sebagai berikut :
a. Keluhan lemah
b. Pucat
c. Mudah pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal (perlu dicurigai anemia defisiensi)
d. Secara klinik dapat dilihat tubuh yang malnutrisi
3. Penyebab
Menurut
Beck (1995:197) mengatakan bahwa anemia gizi disebabkan karena beberapa
hal yaitu menu makanan sehari-hari kurang mengandung zat besi,
penyerapan zat besi didalam usus kurang baik atau terganggu, infestasi
atau infeksi parasit / infeksi yang lain, kemampuan menampung zat besi
menurun atau kebutuhan zat besi meningkat. Menu makanan sehari-hari yang
meliputi pola makan terdiri dari frekuensi makan, jumlah makanan, jenis
makanan dan pemilihan makanan. Faktor lain yang mempengaruhi
kehamilan menurut penelitian Suarna (2004:22-23) dan Waliman
(2005:15-20) yaitu biomedis ibu yang meliputi umur ibu, paritas, umur
kehamilan, jarak kelahiran dan penyakit ibu.
4. Akibat Anemia Kehamilan
Akibat yang akan terjadi pada anemia kehamilan menurut Manuaba (2001:51-52) :
a. Hamil Muda (trimester pertama)
- Abortus
- Missed abortus
- Kelainan congenital
b. Trimester kedua
- Persalinan prematur
- Perdarahan antepartum
- Gangguan pertumbuhan janin dalam rahim
- Asphixia intrauterin sampai kematian
- Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
- Gestosis dan mudah terkena infeksi
- IQ rendah Dekompensaio kordis-kematian ibu
c. Saat inpartu
- Gangguan his primer dan sekunder
- Janin lahir dengan anemia
- Persalinan dengan tindakan tinggi :
- Ibu cepat lelah
- Gangguan perjalanan persalinan perlu tindakan operatif
d. Pascapartus
- Atonia uteri menyebabkan perdarahan
- Retensio plasenta :
- Plasenta adhesive
- Plasenta akreta
- Plasenta inkreta
- Plasenta perkreta
3.Perlukaan sukar sembuh
4.Mudah terjadi febris peurperalis
5.Gangguan involusi uteri
6.Kematian ibu tinggi :a) Perdarahan
a.Infeksi peurperalis
b.Gestosis
B. Pola Makan
Pola
makan sebelum hamil asal makan saja untuk mengisi perut yang lapar,
tapi pada saat hamil kebiasaan ini sebaiknya ditinggalkan. Pola makan
yang sehat bukan saja dalam pemilihan jenis makanan, termasuk juga
jadwal. Didaerah pedesaan, sebagian besar makanan yang dikonsumsi,
berasal dari sumber-sumber yang tinggi kandungannya seperti
serelia/umbi-umbian. Jadi sejumlah makanan harus dimakan untuk memenuhi
kebutuhan energi tersebut. Pemilihan makanan beraneka ragam. Studi
tentang kelompok makanan yang diperlukan untuk pembinaan gizi baik dan
pola makanan yang representatif untuk Indonesia, Filipina dan Muangthai
memperlihatkan bahwa penduduk Asia Tenggara akan mendapat manfaat dari
peningkatan konsumsi lemak dan minyak, dan makan lebih banyak
kacang-kacangan, sayur-sayuran temtama yang berdaun hijau tua dan
berwarna kuning tua, beberapa kali dalam satu minggu.
1. Pola Makan Untuk Ibu Hamil
Zat
gizi juga diperlukan selama ibu mengandung, baik untuk pertumbuhan
organ reproduksi ibu yang kuat maupun pertambuhan janin. Pertumbuhan
janin dan kesehatan janin hampir sama sekali tergantung pada penyediaan
zat gizi dari tubuh ibu yang hamil.
Ibu hamil membutuhkan zat gizi
lebih banyak daripada yang diperlukan sebelum hamil. Seringkali di Asia
Tenggara, ibu yang hamil tidak cukup makan makanan yang kaya akan
protein. Studi tentang pola makan di Indonesia menunjukan bahwa makanan
pokok merupakan penghasil kalori terbesar dari jumlah yang dimakan.
Protein diperoleh terutama dari bahan nabati. Sayuran merupakan penyerta
menu sehari-hari tetapi konsumsinya sangat bervariasi Banyak pantangan
terhadap makanan yang dijumpai dalam masa kehamilan, yaitu beberapa
jenis ikan, sayuran dan buah-buahan tertentu, daging kambing dan
sebagainya untuk ibu.
Pola makan yang akan dibahas disini adalah pola
makan untuk ibu hamil yang meliputi frekuensi makan, jenis makanan,
jumlah makanan dan pemilihan makanan.
2. Frekuensi Makan
Ibu hamil
harus sering makan untuk memenuhi kebutuhan makanan karena ibu hamil
makan untuk dua orang, yaitu dirinya sendiri dan janin yang
dikandungnya. Makan 1 sampai 2 piring lebih banyak dari sebelum hamil,
makan 4 sampai 5 kali sehari (Depkes dan Kesos RI, 2000:15 ).
Patuhi
jadwal makan, yaitu makan makanan bergizi 3 kali sehari pada waktu yang
tepat, yaitu sarapan, makan siang dan makan malam, dan 2 kali makan
makanan selingan (Kasdu, Meilisari, Purwaningsih dalam Info Lengkap
Kehamilan dan Persalinan, 2001:95).
3. Jenis Makanan
Jenis makanan
berpengaruh dalam pemilihan macam lauk pauk untuk memperoleh keadaan
gizi yang baik. Pengetahuan dasar tentang cara menyusun makanan sehari
(menu) yang seimbang sangat diperlukan guna mendapat variasi dengan
harga yang terjangkau tetapi memenuhi selera. Untuk memperoleh gizi yang
baik tersebut, tidak perlu suatu pola makan tertentu yang harus
ditaati, namun dengan diversifikasikan menu, taraf gizi baik akan dapat
dicapai.
4. Jumlah Makanan
Kebutuhan fisiologi sewaktu hamil ialah
energi, protein dan zat besi yang diperlukan untuk pertumbuhan dan
perkembangan janin serta pertambahan besar organ kandungan, perubahan
komposisi dan metabolisme tubuh ibu. Dengan demikan dapat dimengerti
bahwa selama kehamilan kebutuhan makanan meningkat.
Angka Kecukupan
Gizi (AKG) rata-rata yang dianjurkan per orang per hari khusus untuk ibu
hamil disederhanakan dalam bentuk ukuran rumah tangga yaitu sebagai
berikut :
Tabel 2.2 Kebutuhan Makanan I bu Hamil Sehari-hari
Jenis makanan Jumlah
Nasi/Pengganti
Lauk Hewani
Lauk Nabati
Sayuran
Buah-buahan 4-5 ½ Piring
4-5 Potong
2-4 Potong
2-3 Mangkok
3 Potong
Sumber : Depkes dan Kesos RI (2000:7)
5. Pemilihan Makanan
Pemilihan
makanan yang dimakan harus beraneka ragam dan bervariasi. Semakin
bervariasi bahan makanan yang dikonsumsi, maka pemenuhan kebutuhan zat
gizi semakin baik. Makanan yang dikonsumsi sehari-hari tergantung pada
pemilihan makanan yang dapat mempengaruhi kandungan zat gizi makanan
yang masuk kedalam tubuh ibu hamil. Oleh karena itu, ibu hamil harus
memakan makanan yang merupakan sumber dari zat gizi yang dibutuhkan oleh
tubuh meliputi sumber karbohidrat, sumber protein, sumber lemak, sumber
mineral terutama zat besi dan sumber vitamin terutama vitamin C. Untuk
sumber-sumber bahan makanan akan dibahas di gizi seimbang dalam
kehamilan.
C. Kategori Pola Makan
Pola
makan pada garis besarnya dapat digolongkan menjadi tiga katagori,
yaitu rendah, sedang dan tinggi dengan tingkatan absorpsi zat besi
masing-masing 5% (FAO/WHO, 1989).
Pola menu yang tergolong rendah
absorpsi zat besinya (5%), menrpakan pola menu yang hanya terdiri dari
nasi atau umbi-umbian dengan kacang-kacangan dan sedikit Vitamin C.
Sebaiknya menu makanan ini lebih banyak terdiri dari bahan makanan yang
mengandung fitat, serat, poliphenol, bekatul dan lain-lain, yang
menghambat absorpsi zat besi. Tipe makanan ini merupakan ciri spesitik
yang bisa dikonsumsi oleh keluarga-keluarga dengan sosio-ekonomi rendah
seperti di negara-negara berkembang.
Menu makanan yang tergolong
bioavailabilitas zat besi sedang, biasanya terdiri dari nasi, roti,
umbi-umbian atau jagung, sayur-sayuran, dan buah-buahan, serta sering
ada daging atau ikan atau ayam, walaupun jumlahnya tidak banyak. Menu
makanan yang tergolong rendah dapat ditingkatkan menjadi sedang asalkan
ada bahan makanan hewani didalamnya. Demikian pula menu makanan yang
tinggi bioavailabilitas zat besinya dapat berubah menjadi sedang kalau
secara rutin meminum atau memakan bahan makanan yang banyak mengandung
zat inhibitor seperti teh atau kopi.
Penilaian pola makan biasanya
menggunakan riwayat diet 24 jam. Untuk lebih lengkap, dapat dinilai
konsumsi makanan seseorang selama lebih dari tiga hari atau selama satu
minggu (Kozer, 1991 : 1008).
D. Gizi Seimbang dalam Kehamilan
Masa
kehamilan terdapat perubahan pada selunrh tubuh wanita, khususnya pada
alat genitalia internal dan eksternal juga pada payudara. Sehingga dapat
menunjang perkembangan dan pertumbuhan janin dalam rahim. Hormon
Samatomammotropin, estrogen dan progesterone mempunyai Perubahan yang
terdapat pada wanita hamil antara lain sebagai berikut (Mata Kuliah
Asuhan Kebidanan I STIKes. Respati Tasikmalaya) :
1. Sistem Metabolisme
Pada
wanita hamil Basal Metabolic Rate (BMR) meninggi, system endokrin juga
meningkat dan tampak lebih jelas kelenjar gondoknya. BMR mengingkat
hingga 15-20% yang umumnya ditemukan pada triwulan terakhir.
Keseimbangan
asam alkali sedikit mengalami penurunan dari 155 mEq perliter menjadi
145-147 mEq perliter yang disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan
minera yang diperlukan janin. Kalori yang dibutuhkan untuk itu diperoleh
terutama dari pembakaran hidrat khususnya sesudah kehamilan 20 minggu
ke atas.
Protein diperlukan sekali dalam kehamilan badan, alat
kandungan mamae dan untuk janin. Maka dari itu perlu diperhatikan agar
wanita hamil memperoleh cukup protein selama hamil. Diperkirakan 1 gram
protein setiap kg BB dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Hormon
Somatomammotropin mempunyai peranan dalam pembentukan lemak dan mamae.
Kadar kolesterol meningkat sampai 350 mg atau lebih per 100 mg.
Kalsium
yang dibutuhkan janin untuk pembentukan tulang¬-tulangnya sebesar 30-40
gram. Ini terjadi terutama dalam trimester terakhir. Makanan tiap
harinya diperkirakan telah mengandung 1,5 sampai 2,5 gram kalsium.
Diperkirakan 0,2-0,7 gram kalsium tertahan dalam badan untuk keperluan
semasa hamil sehingga cukup untuk pertumbuhan janin, tanpa menggangu
kalsium ibu.
2. Darah dan Pembekuan Darah
Darah adalah jaringan
cair yang terdiri atas 2 bagian. Bahan inter seluler adalah cairan yang
disebut plasma dan didalamnya terdapat unsur¬unsur padat, yaitu sel
darah. Beberapa perubahan peredaran darah:
a. Volume darah
Volume
darah sernakin meningkat dimana jumlah serum darah lebih besar dari
pertumbuhan sel darah, sehingga terjadi semacam pengenceran darah
(hemodilusi), dengan puncaknya pada umur kehamilan 32 minggu. Serum
darah (volume darah) bertambah sebesar 25-30%, sedangkan sel darah
bertambah sekitar 20%.
b. Sel Darah
Sel darah merah makin
meningkat jumlahnya untuk dapat mengimbangi pertumbuhan janin dalam
rahim, tetapi pertambahan sel darah tidak seimbang dengan peningkatan
volume darah sehingga terjadi hemodilusi yang disertai anemia
fisiologis. Jumlah leukosit meningkat sampai 10.000 per ml dan produksi
trombosit pun meningkat. Dengan hemodilusi dan anemia fisiologis maka
laju endap darah semakin tinggi.
Protein darah dalam bentuk albumin
dan gammaglobulin dapat menurun pada triwulan pertama sedangkan
fibrinogen meningkat pada post partum dengan terjadinya hemokonsentrasi
dapat terjadi tromboplebitis.
3. Pernafasan
Pada kehamilan terjadi
perubahan system respirasi untuk dapat memenuhi kebutuhan O2. Disamping
itu terjadi desakan diafragma karena dorongan rahim yang membesar pada
umur kehamilan 32 minggu. Sebagai kompensasi terjadinya desakan rahim
dan kebutuhan O2 yang meningkat, ibu hamil akan bernafas lebih dalam
sekitar 20-25% dari biasanya.
4. Persyarafan
Inervasi Pelvis
a. Inervasi pada otot-otot superficial dasar pelvis plexus
Inervasinya berasal dari segmen ketiga dan keempat sakralis dan plexus pudendus.
b. Inervasi otot-otot profundal dasar pelvis
Inervasinya
berasal dari nervus sakralis ketiga dan keempat, nervus sakralis kelima
dan nervus coxygeus melewatinya tetapi tidak menginervasinya.
c. Inervasi dari corpus perinealis
Diinervasi dari cabang-cabang perineal nervus pundendus
d. Inervasi dari uterus
Syaraf-syaraf
uterus dipengaruhi oleh serat syaraf simpatis maupun parasimpatis
menuju ke ganglion cervicale dari frenkenhauser yang terletak di pangkal
ligamen sacrouternum. Kontraksi pada dinding uterus bersifat autonom,
tidak memerlukan rangsangan syaraf pusat hanya mengkoordinar kontraksi.
E. Zat Gizi dan Sumber Zat Gizi untuk Ibu Hamil
Selama
kehamilan, terjadi perubahan metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak. Perubahan metabolisme ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan ibu
hamil yang meningkat dan kebutuhan janin yang sedang tumbuh dan
berkembang. Oleh karena itu tubuh ibu hamil membutuhkan lebih banyak
hampir semua zat gizi dibanding dengan wanita tidak hamil. Adapun
kebutuhan zat gizi dan sumber zat gizi untuk ibu hamil menurut Dini
Kasdu, Mila, Meiliasari dan Retno Purwaningsih dalam Info Lengkap
Kehamilan dan Persalinan (2001:86-92) sebagai berikut :
1. Kebutuhan Karbohidrat
Zat gizi ini penting untuk memenuhi gizi seimbang. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energi.
Menurut
Glade B. Curtis MD., EAACOG dalam Your Pregnancy Afier 30 Years
menyebutkan, bahwa tidak ada satu rekomendasipun yang mengatur berapa
sebenarnya kebutuhan ideal karbohidrat bagi ibu hamil. Namun, beberapa
ahli gizi sepakat sekitar 60% dari seluruh kalori yang dibutuhkan tubuh
adalah karbohidrat. Jadi, ibu hamil membutuhkan karbohidrat sekitar
1.500 kalori.
Bahan makanan yang merupakan sumber karbohidrat adalah
serelia (padi-padian) dan produk olahannya, juga kentang, umbi dan
jagung. Namun, karena tidak semua sumber karobhidrat baik, maka ibu
hamil harus bisa memilih yang tepat. Misalnya sumber karbohidrat yang
perlu dibatasi adalah gula dan makanan yang mengandung banyak gula,
seperti cake, dan permen. Sedangkan karbohidrat yang sebaiknya
dikonsumsi adalah karbohidrat kompleks yang terdapat pada roti gandum,
kentang, serelia atau padi-padian yang tidak digiling. Jenis ini
mengandung serat dan cukup kalori. Karbohidrat dapat melindungi protein
terhadap pembakaran menjadi energi. Mengkonsumsi cukup karbohidrat
kompleks dapat mencegah sembelit.
2. Kebutuhan Protein
Protein
penting untuk ibu dan bayinya. Karena protein berfungsi sebagai
pembentuk jaringan baru dan mempertahankan jaringan yang telah ada.
Tambahan protein tersebut diperlukan untuk pertumbuhan janin, yaitu
pertumbuhan jaringan otak, otot, kulit, rambut, kuku dan perkembangan
janin. Selain itu protein juga dibutuhkan untuk pembentukan semua bahan
pengatur, seperti hormone dan enzim - enzim ibu dan janin. Oleh karena
itu ibu hamil disarankan untuk memperoleh tambahan protein minimal
sebanyak 12 gram per hari dari kebutuhan sebelum hamil, yaitu sekitar 6O
gam/hari.
Bahan makanan sumber protein hewani adalah daging sapi,
ikan, unggas, bahan makanan sumber protein nabati adalah kacang-kacangan
seperti tahu, tempe, oncom dan selai kacang mengkonsumsi bahan makanan
kaya protein secara bervariasi. Selain itu karena protein yang berasal
dari ternak juga kaya dengan lemak, maka seimbangkan asupan protein
hewani dan nabati. Pilih bahan makanan protein hewani yang berlemak
rendah.
3. Kebutuhan I,emak
Lemak dibutuhkan tubuh terutama untuk
membentuk energi dan serta perkembangan system syaraf janin. Oleh karena
itu, ibu hamil tidak boleh sampai kurang mengkonsumsi lemak tubuh.
Sebaliknnya, bila asupannya berlebih dikhawatirkan berat badan ibu hamil
akan meningkat tajam. Keadaan ini akan menyulitkan ibu hamil sendiri
dalam menjalani kehamilan dan pasca persalinan. Karena itu ibu hamil
dianjurkan makan makanan yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari
seluruh kalori yang dikonsumsi selrari. Bila hal ini sudah dilakukan
maka sebenarnya sudah dapat memenuhi kebutuhan lemak tubuhnya. Pilihan
jenis lemaknya yaitu yang mengandung asam lemak esensial (ALE). Lemak
ini tidak dapat dibuat tubuh dan harus diperoleh dari makanan. Asam
lemak esensial adalah asam lemak linoleat, yaitu suatu asam lemak tidak
jenuh, Omega 3. Turunan asam lemak Omega 3 adalah DHA
(Asamdokosaheksaenoat) yang mempunyai peran penting antara lain pada
tumbuh kembang jaringan syaraf dan retina. Sedangkan bahan makanan
sumber asam lemak Omega 3 antara lain kacang-¬kacangan dan hasil
olahannya, serta jenis ikan laut lainnya, terutama ikan laut dalam. Asam
lemak esensial lainnya adalah asam lemak Omega 6. Turunan asam lemak
Omega 6 adalah asam arakhidonat yang penting untuk otak janin dan
jaringan lainnya. Bahan makanannya antara lain kacang-kacangan,
biji-bijian dan hasil olahannya.
4. Kebutuhan Vitamin
a. Vitamin A
Vitamin
A berfiungsi untuk membantu proses pertumbuhan sel dan jaringan tulang,
mata, rambut, kulit dan organ dalam, dan fungsi rahim. Sumbernya adalah
kuning telur, ikan dan hati. Sumber provitamin A atau karoten adalah
wortel, labu kuning, bayam, kangkung, dan buah-buahan berwarna
kemerah-merahan.
b. Vitamin B
Vitamin BI (Tiamin), B2
(Riboflavin), dan B3 (Niasin) dibutuhkan untuk membantu metabolisme
energi. Vitamin B6 dibutuhkan oleh tubuh untuk membantu mengatasi mual
dan muntah. Vitamin B12 penting bagi perkembangan sistem syaraf janin
dan pematangan sel darah merah. Sumber vitamin B adalah hasil ternak dan
hasil olahannya, seperti daging, hati, telur, keju, susu,
kacang-kacangan dan sayur-sayuran.
c. Vitamin C
Asupan vitamin C
dapat mencegah anemia berperan dalam pembentukan kolagen interseluler
dan proses penyembuhan luka. Selain itu untuk membangun kekuatan
plasenta, meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan stres,
sarta membantu penyerapan zat besi. Vitamin ini dibutuhkan setiap hari
dan hanya sedikit disimpan dalam tubuh.
Ibu hamil membutuhkan vitamin
C sebanyak 70 mg perhari. Sumber vitamin C adalah buah dan sayuran
segar, antara lain jeruk, kiwi, pepaya, bayam, kol, brokoli dan tomat.
5. Mineral
a. Kalsimn
Kalsium
dibuthkan untuk pembentukan tulang dan bakal gigi janin yang dimulai
sejak usia kehamilan 8 minggu. Ibu hamil membutuhkan kalsium 2 kali
lipat sebelum hamil, yaitu sekitar 900 mg. Sumber kalsium adalah susu
dan produk susu lainnya, seperti keju, yoghurt, teri, udang kecil, dan
kacang-kacangan.
b. Zat Besi
Zat besi bagi ibu hamil penting untuk
pembentukan dan mempertahankan sel darah merah, sehingga bisa menjamin
sirkulasi oksigen dan metabolisme zat-zat gizi yang sangat dibutuhkan
ibu hamil. Selain itu jika asupan zat besi sejak awal kehamilan cukup
baik maka janin akan menggunakannya untuk kebutuhan tumbuh kembannya.
Asupan zat besi ini harus ditambah selama hamil sebanyak 20 mg per hari.
Kekurangan zat besi sejak sebelum hamil dan tidak diatasi dapat
mengakibatkan ibu hamil menderita anemia. Untuk memenuhi kekurangan
tersebut ibu hamil harus memenuhi kebutuhan zat besinya yaitu sekitar
45-50 mg/hari. Kebutuhan itu dapat dipenuhi dari makanan yang kaya akan
zat besi seperti daging berwarna merah, hati, ikan, kuning telur,
sayuran berdaun hijau, kacang-kacangan, tempe, roti dan serelia. Besi
nonheme yang harus dikonsumsi bersama buah-buahan yang mengandung
vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
F. Biomedis Ibu
1. Umur
Menurut
penelitian Waliman (2005:15) umur seorang perempuan yang sedang hamil
sebaiknva tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua. Umur yang kurang
dari 20 tahun atau yang lebih dari 35 tahun beresiko tinggi untuk hamil.
Kesiapan seorang perempuan untuk hamil atau mempunyai anak ditentukan
oleh kesiapan dalam 3 hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental, emosi
dan psikologi dan kesiapan sosial-ekonomi. Secara umum seorang perempuan
disebut slap secara fisik jika ia telah menyelesaikan pertumbuhan
tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun, ketika tubuhnya berhenti tumbuh
sehingga usia 20 tahun dapat dijadikan pedoman kesiapan fisik.
Remaja
dimungkinkan untuk menikah pada usia dibawah 20 tahun sesuai dengan
Undang-Undang Perkawinan No.l Tahun 1979, yang menyebutkan minimal usia
menikah bagi perempuan adalah 16 tahun dan bagi laki-laki 18 tahun.
Tetapi perlu diingat bahwa perempuan yang belum mencapai usia 20 tahun,
sedang dalam proses pertumbuhan dan perkembangan fisik. Karena tubuhnya
belum berkembang secara maksimal, sehingga perlu dipertimbangkan
hambatan yang akan terjadi antara lain : Ibu muda pada waktu hamil
kurang memperhatikan kehamilannya terenasuk kontrol kehamilan. Ini
berdampak pada meningkamya resiko kehamilan. Bahaya yang ditimbulkan
diantaranya adalah anemia. Selain itu tingginya resiko anemia pada
golongan umur ini