BAGHDAD-Duta Besar Indonesia untuk Irak Safzen Noerdin
mengingatkan para pengusaha Indonesia untuk tidak terlambat masuk Irak.
Banyak negara berlomba untuk memanfaatkan momentum pembangunan kembali
Irak.
"Sekarang ini Irak sedang bersiap melakukan pembangunan secara
besar-besar. Saya melihat pengusaha dari Korea Selatan, China, dan
Jepang begitu agresif untuk memanfaatkan peluang," kata Safzen Noerdin,
saat memberikan pemaparan kepada Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie
Sjamsoeddin di Kedutaan Besar Indonesia di Baghdad, Rabu (15/8).
Bahkan, Safzen menambahkan Malaysia pun tidak kalah agresifnya
untuk memanfaatkan peluang. "Perdagangan mereka dengan Irak sekarang ini
sudah mencapai US$900.000, sementara Indonesia baru US$152.000," kata
Dubes Indonesia, seperti dikutip Metro TVk.
Menurut Safzen, peluang itu tidak hanya terbatas pada bidang
perdagangan semata. Irak sedang melakukan pembangunan infrastruktur
secara besar-besaran. Demikian pula di sisi pertambangan mereka ingin
menikmatkan produksi minyak dari 3 juta barrel per hari sekarang ini
menjadi 10 juta barrel per hari pada 2016.
Sebagai sesama negara muslim, Irak sangat berkeinginan membangun
kerja sama ekonomi dengan Indonesia. Itu antara lain tercermin dari
besarnya keinginan Irak agar Pertamina mau ikut dalam eksplorasi dan
produksi minyak di Irak.
"Pemerintah Irak menawarkan Pertamina untuk memilih investasi di
mana saja di Irak. Bahkan sekarang Pertamina ditawari untuk bekerja
sama dengan Exxon," kata Safzen. Untuk membantu pengusaha Indonesia
mencari peluang bisnis di Irak, pihak Kedubes Indonesia bersedia untuk
menjadi perwakilan di Baghdad. Kedubes Indonesia mau membantu memasukkan
penawaran yang akan dilakukan perusahaan Indonesia yang mau
memanfaatkan peluang bisnis di Irak.
"Berikan kami profil perusahaan yang mau menanamkan modalnya di
Irak. Begitu ada peluang kami yang pertama membantu memasukkan
penawaran, selanjutnya perusahaan itu yang menindaklanjuti," ujar Dubes
Indonesia.
0 komentar:
Posting Komentar