Selasa, 21 Agustus 2012

Dubes Sebut Hubungan Indonesia-Inggris kini Seperti Bulan Madu


LONDON- Hubungan bilateral Indonesia-Inggris tahun ini disebut-sebut sebagai yang bersejarah. 

Hal itu ditandai dengan kunjungan Perdana Menteri David Cameron ke Indonesia pada April lalu yang kemudian menghasilkan sejumlah kesepakatan peningkatan hubungan kedua negara di berbagai bidang. 

Hal itu disampaikan Dutabesar RI untuk Kerajaan Inggris Raya dan Republik Irlandia T.M. Hamzah Thayeb, dalam sambutannya pada peringatan HUT ke-67 RI yang berlangsung di Wisma Nusantara, London, Jumat (17/8) waktu setempat. 

Menurut Dubes Hamzah Thayeb upaya peningkatan hubungan ini bahkan telah ditindaklanjuti dengan kunjungan beberapa pejabat Indonesia ke London dan sebaliknya. 

Dubes juga menyampaikan, bahwa pemerintah menetapkan sasaran pembangunan untuk menuju negara yang makin sejahtera, demokratis dan berkeadilan. Arah dan agenda utama pembangunan tetap terfokus pada peningkatan kesejahteraan rakyat. 

Dalam kaitan pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam triwulan II tahun ini mencapai 6,4%, naik dari 6,3%  pada 2011. 

Sementara Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) maupun Penamaman Modal Asing (PMA) pada triwulan II 2012 mencapai Rp76,9 triliun, yang merupakan nilai tertinggi dalam sejarah investasi Indonesia dalam hitungan triwulan. 

Pembangunan infrastruktur pun mulai dijalankan di seluruh nusantara dalam rangka pemerataan pembangunan, dan diharapkan hal ini dapat menghubungkan berbagai pusat pertumbuhan ekonomi di seluruh Indonesia serta mendorong peningkatan pembangunan dan kesejahteraan di daerah. 

Di samping itu, kualitas hidup rakyat juga terus ditingkatkan melalui berbagai program seperti peningkatan dan perluasan akses pendidikan, kesehatan, pengentasan kemiskinan maupun menggalakkan kembali program Keluarga Berencana serta penyediaan sarana bagi pelayanan publik. 

Keberhasilan yang dicapai dalam lingkup nasional ini berlangsung di  lingkungan regional Asia Tenggara dan Asia Pasifik yang ditandai oleh konflik tradisional perbatasan, klaim wilayah, maupun masalah kemanusiaan dan masalah-masalah non-tradisional lainnya yang berpotensi berdampak pada upaya mewujudkan Komunitas ASEAN dan kerja sama di kawasan Asia Pasifik.

0 komentar:

Posting Komentar